Buat Kamu yang Suka Menyombongkan Kecantikan, Ingatkah Kalau Semua itu Bakalan Jadi Santapan Cacing?



Seorang perempuan biasanya terlena dengan raut wajahnya yang begitu menawan dan banyak disanjung orang. Ia lupa bahwa sesungguhnya, kecantikannya itu akan binasa. Dan suatu saat nanti akan menjadi santapan cacing-cacing tanah.

ALLAH SWT menganugerahkan wajah yang rupawan nan menawan kepada seorang perempuan. Keindahan wajahnya begitu enak di pandang orang. Sanjungan demi sanjungan didapat karena kecantikannya. Inilah yang biasanya membuat sorang perempuan menjadi terlena. Ia membanggakan dirinya karena kecantikannya.

Tak sedikit perempuan yang menyombongkan diri atas kelebihan yang ia miliki, yakni berupa kecantikan dan keindahan bentuk raut wajahnya. Seandainya perempuan yang cantik itu mau berpikir tentang kecantikannya.
Tentunya ia akan mengetahui bahwa kecantikannya akan menjadi santapan cacing-cacing tanah.

Seandainya seorang perempuan mau membayangkan dirinya setelah dikubur. Di mana, ketika cacing-cacing tanah menyantap daging, mata dan dagunya. Niscaya akan terbayang pemandangan yang sangat mengerikan dan menyeramkan.

Bahkan, kecantikan di dunia bisa jadi hanya mengundang berbagai bencana dan penyakit. Berapa banyak penyakit yang membuat perempuan yang sebelumnya cantik rupawan menjadi buruk rupa. Sehingga, manusia begitu jijik ketika melihatnya, setelah sebelumnya menjadikannya idola. Sampai pada akhirnya, orang-orang pun menghindar dan menjauhinya. Padahal sebelumnya mereka sangat terkesan memandanginya.

Seorang penyair menuturkan:
Hai orang yang bersikap sombong dan bangga dengan penampilannya

Perhatikanlah selain dirimu, bau busuk tersebar darinya

Seandainya manusia mau memikirkan apa yang ada di dalam perut mereka

Niscaya kesombongan tak akan menyapa pemuda dan orang tua

Adakah milik manusia yang lebih dimuliakan seperti halnya kepalanya?

Ada lima tempat mengalirnya kotoran

Hidung yang mengalirkan ingus, telinga yang baunya busuk

Mata berlubang dan mulut yang mengeluarkan air liur

Wahai anak bumi dan yang akan menjadi santapan tanah, kelak

Berhentilah berbuat maksiat, karena engkau adalah santapan dan minuman tanah. (‘Adabud Dunya wad Din’: Hal. 212) []

Referensi: Ruqyah Jin, Sihir dan Terapinya/Karya: Syaikh Wahid Abdussalam Bali/Penerbit: Ummul Qura